Masjid
Mubarok dibangun pertama kali pada masa KRT. Sosrokoesoemo I atau yang dikenal
dengan Kanjeng Jimat. Kanjeng Jimat merupakan Bupati pertama dari Kabupaten
Berbek yang menjadi cikal bakal dari berdirinya Kabupaten Nganjuk. Bagi
masyarakat Nganjuk, Kanjeng Jimat dianggap sebagai tokoh yang paling berjasa
dalam berdirinya Kabupaten Berbek yang merupakan cikal bakal dari Kabupaten
Nganjuk. Masjid Mubarok merupakan masjid tua yang unik dengan corak hinduistik
yang dianggap sebagai pusat bagi penyebaran agama islam di Kabupaten Nganjuk.
Terdapat
beberapa sengkalan huruf arab berbahasa jawa (Pegon) yang bertuliskan sebagai
berikut :
-Bagian
depan : Ratu Pandito Tata Terus (1759)
-Bagian
bawah : Ratu Nitih Buto Murti (1758)
-Bagian
samping : Ratu Pandito Tata Terus (1759)
-Bagian
Belakang : Ratu Pandito Tata Terus (1759)
Kandjeng
Raden Toemenggoeng Sosrodirdjo
Masjid
Al-Mubarok merupakan salah satu bangunan religi yang bernilai historis di
kabupaten Nganjuk. Masjid ini terletak di Kecamatan Berbek tepatnya di sebelah
barat alun-alun Berbek yang dulu merupakan cikal bakal dari Kabupaten Nganjuk. Jarak
dari pusat Kota Nganjuk ke Masjid ini kurang lebih sekitar sembilan kilo meter.
Berdasarkan
pada Prasasti Sosrokoesoemo disebutkan bahwa masjid ini didirikan pada 1745
Masehi. Masjid Al-Mubarak merupakan masjid yang kental dengan unsur Jawa. Dapat
dilihat dari ukiran-ukiran kayu jati yang menghiasi bagian-bagian dari Masjid
Mubarok. Selain itu, masjid ini mempunyai lingga yoni, ungkal keramat, dan jam
matahari yang digunakan untuk menentukan waktu sholat.
Pada
saat pertama kali berdiri, masjid ini mempunyai atap berupa ijuk dan lantai
berupa katel yaitu campuran antara kapur dan tanah liat. Konstruksi dari
bangunan masjid Mubarok ini masih menggunakan kayu jati tanpa paku. Meskipun
terjadi beberapa kali pembugaran, namun hal tersebut tidak mengganti
bagian-bagian yang penting dari Masjid Mubarak. Bagian interior dari Masjid
Mubarok masih tampak asli dari awal pertama kali dibangun.
Arsitektur
bangunan yang menyerupai Pura tempat peribadatan dari agama hindu dan ornament
yang dihiasi oleh gambar naga membuat daya tarik yang dikagumi bagi para
pengunjung di Masjid ini. Di dalamnya juga terdapat penopang kayu usuk (reng)
empat persegi panjang dan tatanan batu bata yang merupakan khas bangunan dari
Jawa kuno. Sementara itu, bangunan masjid sendiri menggunakan masih menggunakan
model Tajug Lawakan dimana tiang utamanya menopang langsung atap (brunjungan). Sedangkan
bangunan serambi menggunakan atap limasan.
Keberadaan
yoni di Masjid Mubarok juga mengindikasikan bahwa dahulu sebelum dibangunnya
masjid, lokasi tersebut merupakan tempat peribadatan penganut hindu. Sehingga
sebagian orang juga menyebut masjid ini dengan Masjid Yoni Al-Mubarok. Dulunya
diatas yoni tersebut terdapat patung Dewi Durga yang merupakan dewi kesuburan
bagi penganut agama hindu. Dengan masuknya islam, lambat laun tempat tersebut
beralih fungsi menjadi Masjid sebagai tempat peribadatan umat islam dan yoni
tersebut difungsikan sebagai penunjuk waktu sholat.

0 komentar:
Posting Komentar