Masjid Mubarok

by 20.50 0 komentar
Masjid Mubarok dibangun pertama kali pada masa KRT. Sosrokoesoemo I atau yang dikenal dengan Kanjeng Jimat. Kanjeng Jimat merupakan Bupati pertama dari Kabupaten Berbek yang menjadi cikal bakal dari berdirinya Kabupaten Nganjuk. Bagi masyarakat Nganjuk, Kanjeng Jimat dianggap sebagai tokoh yang paling berjasa dalam berdirinya Kabupaten Berbek yang merupakan cikal bakal dari Kabupaten Nganjuk. Masjid Mubarok merupakan masjid tua yang unik dengan corak hinduistik yang dianggap sebagai pusat bagi penyebaran agama islam di Kabupaten Nganjuk.
Terdapat beberapa sengkalan huruf arab berbahasa jawa (Pegon) yang bertuliskan sebagai berikut :
-Bagian depan : Ratu Pandito Tata Terus (1759)
-Bagian bawah : Ratu Nitih Buto Murti (1758)
-Bagian samping : Ratu Pandito Tata Terus (1759)
-Bagian Belakang : Ratu Pandito Tata Terus (1759)
Kandjeng Raden Toemenggoeng Sosrodirdjo
Masjid Al-Mubarok merupakan salah satu bangunan religi yang bernilai historis di kabupaten Nganjuk. Masjid ini terletak di Kecamatan Berbek tepatnya di sebelah barat alun-alun Berbek yang dulu merupakan cikal bakal dari Kabupaten Nganjuk. Jarak dari pusat Kota Nganjuk ke Masjid ini kurang lebih sekitar sembilan kilo meter.
Berdasarkan pada Prasasti Sosrokoesoemo disebutkan bahwa masjid ini didirikan pada 1745 Masehi. Masjid Al-Mubarak merupakan masjid yang kental dengan unsur Jawa. Dapat dilihat dari ukiran-ukiran kayu jati yang menghiasi bagian-bagian dari Masjid Mubarok. Selain itu, masjid ini mempunyai lingga yoni, ungkal keramat, dan jam matahari yang digunakan untuk menentukan waktu sholat.
Pada saat pertama kali berdiri, masjid ini mempunyai atap berupa ijuk dan lantai berupa katel yaitu campuran antara kapur dan tanah liat. Konstruksi dari bangunan masjid Mubarok ini masih menggunakan kayu jati tanpa paku. Meskipun terjadi beberapa kali pembugaran, namun hal tersebut tidak mengganti bagian-bagian yang penting dari Masjid Mubarak. Bagian interior dari Masjid Mubarok masih tampak asli dari awal pertama kali dibangun.
Arsitektur bangunan yang menyerupai Pura tempat peribadatan dari agama hindu dan ornament yang dihiasi oleh gambar naga membuat daya tarik yang dikagumi bagi para pengunjung di Masjid ini. Di dalamnya juga terdapat penopang kayu usuk (reng) empat persegi panjang dan tatanan batu bata yang merupakan khas bangunan dari Jawa kuno. Sementara itu, bangunan masjid sendiri menggunakan masih menggunakan model Tajug Lawakan dimana tiang utamanya menopang langsung atap (brunjungan). Sedangkan bangunan serambi menggunakan atap limasan.
Keberadaan yoni di Masjid Mubarok juga mengindikasikan bahwa dahulu sebelum dibangunnya masjid, lokasi tersebut merupakan tempat peribadatan penganut hindu. Sehingga sebagian orang juga menyebut masjid ini dengan Masjid Yoni Al-Mubarok. Dulunya diatas yoni tersebut terdapat patung Dewi Durga yang merupakan dewi kesuburan bagi penganut agama hindu. Dengan masuknya islam, lambat laun tempat tersebut beralih fungsi menjadi Masjid sebagai tempat peribadatan umat islam dan yoni tersebut difungsikan sebagai penunjuk waktu sholat. 

0 komentar:

Posting Komentar