Oleh: Muhamad Rohman Obet
Perayaan peringatan hari jadi Kabupaten Nganjuk telah usai, namun langkah ini harus terus melangkah untuk membawa Kabupaten Nganjuk yang lebih baik. Nganjuk masuk sebagai salah satu jajaran kota tua di Indonesia. Dari berbagai penemuan bukti-bukti sejarah, disekitar tahun 929 M tepatnya di Desa Candirejo Kecamatan Loceret telah terjadi pertempuran antara Mpu Sendok melawan Kerajaan dari Melayu atau Sriwijaya.
Sebelumnya pada setiap pertempuran mulai dari Jawa barat hingga Jawa tengah, Pasukan dari Melayu selalu mendapatkan kemenangan. Pertempuran kemudian berlanjut di daerah yang sekarang kemudian dikenal dengan Kabupaten Nganjuk. Untuk pertama kalinya, Tentara Melayu mengalami kekalahan setelah bertempur melawan pasukan dari Mpu Sendok. Mpu Sendok bersama dengan rakyat desa-desa sekitar berhasil menggempur pasukan dari Kerajaan Melayu atau Sriwijaya. Berkat keberhasilan dari pertempuran tersebut, Mpu Sendok kemudian dinobatkan menjadi Raja dengan gelar Sri Maharaja Mpu Sendok Sri Isanawikrama Dharmatunggadewa.
Kurang lebih delapan tahun setelah kemenangan dalam pertempuran tersebut, Sri Maharaja Mpu Sendok mendirikan sebuah tugu kemenangan dan sebuah candi. Rakyat desa-desa sekitar yang ikut andil dalam pertempuran diberi hadiah oleh Mpu Sendok berupa desa perdikan atau desa bebas pajak dengan status sima swatantra : Anjuk Ladang. Anjuk berarti tinggi atau dalam arti simbolis adalah mendapatkan kemenangan yang gemilang. Sedangkan Ladang berarti tanah atau daratan. Sejalan dengan perkembangan zaman, daerah tersebut kemudian berkembang menjadi daerah yang lebih luas dan tidak hanya sekedar sebuah desa.
Kata Anjuk kemudian berubah menjadi Nganjuk adalah karena proses bahasa atau perubahan morfologi bahasa yang menjadi ciri khas dan struktural bahasa Jawa. Perubahan kata ini terjadi karena kebiasaan menambah konsonan sengau “NG” masyarakat Jawa pada kata yang diawali dengan suara vokal. Hal tersebutlah yang menjadikan Anjuk berubah menjadi Nganjuk.
Sejarah senantiasa dijadikan sebagai alat legitimasi, salah satunya adalah dalam penentuan hari jadi kota. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh L.C. Damais angka tahun yang tertera pada prasasti Candi Lor adalah tanggal 12 bulan Caitra tahun 859 Saka atau bertepatan dengan tanggal 10 April 937 M. Berdasarkan kajian inilah maka tanggal 10 April 937 dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Nganjuk yang diperingati setiap tahunnya.
Nganjuk muncul tercatat dalam sejarah setelah penelitan yang dilakukan terhadap peninggalan-peninggalan sejarah berupa Prasasti dan Candi. Prasasti tersebut memuat tulisan yang berisi mengenai keadaan daerah yang sekarang dikenal dengan Kabupaten Nganjuk tersebut. Tulisan dari prasasti tersebut menjadi bukti bahwa karya tulis merupakan suatu hal yang sangat penting. Seperti kata Pramoedya Ananta Toer “Karena Kau Menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi sampai jauh, jauh dikemudian hari”.
Selain Prasasti Anjuk Ladang, terdapat juga peninggalan-peninggalan lain seperti prasasti yang ditemukan di Desa Tanjungkalang Kecamatan Ngronggot yang berangka tahun 849 Saka atau 927 M dan prasasti yang ditemukan di Desa Kujonmanis Kecamatan Tanjunganom yang berangka tahun 856 Saka atau 934 M. Dari prasasti tersebut, Prasasti Anjuk Ladanglah yang kemudian berhasil membawa Nganjuk tercatat dalam Sejarah Indonesia Kuno.
Setelah periode Sri Maharaja Mpu Sendok, keberadaan Nganjuk mengalami masa kesuraman karena tidak ditemukannya peninggalan-peninggalan sejarah. Baru kemudian pada masa Kerajaan Majapahit Nganjuk muncul kembali dalam catatan sejarah. Hal tersebut didasarkan pada peninggalan dari Kerajaan Majapahit berupa Candi tempat penyimpanan abu dari Raja Hayam Wuruk. Candi tersebut dikenal dengan Candi Ngetos sesuai dengan lokasi candi tersebut yaitu di Ngetos. Dalam Kita Negarakertagama karangan dari Mpu Prapanca pada pupuh 77 dan 78 dijelaskan bahwa jumlah desa perdikan atau desa swatantra pada masa Kerajaan Majapahit terdapat sebanyak 200 desa yang salah satu diantaranya adalah Sima Swatantra Anjuk Ladang.
Munculnya Pemerintahan
Berdasarkan akte komisaris daerah-daerah keraton yang telah diambil alih dan ditanda tangani pada tanggal 16 Juni 1831 di Semarang oleh Van Lawick ditunjuk beberapa penguasa pribumi untuk menjadi bupati, yaitu adalah Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo (Kanjeng Jimat) sebagai Bupati Kabupaten Berbek, Raden Toemenggoeng Brotodikoro sebagai Bupati Kabupaten Ngandjoek dan Raden Toemenggoeng Soemodipoero sebagai Bupati Kabupaten Kertosono.
Pada kurun waktu selanjutnya ketiga kabupaten tersebut kemudian dijadikan satu (merger) dengan Kabupaten Berbek. Hal tersebut dapat dilihat dari surat Residen Kediri tanggal 20 September 1852 yang menyebutkan bahwa Kabupaten Berbek meliputi 8 distrik. Kedelapan distrik tersebut adalah Berbek, Godean, Siwalan, Ngandjoek, Gemenggeng, Kertosono, Waroedjayeng dan Lengkong.
Kemudian pada masa Kanjeng Raden Toemenggoeng Sosroekoesoemo III (1878-1901), Ibu Kota Kabupaten dari Berbek dipindahkan ke Ngandjoek pada Sabtu, 21 Agustus 1880. Perpindahan tersebut terkait dengan pembangunan jalur transportasi yaitu jalur kereta api Surabaya-Solo yang melintasi Ngandjoek. Ibu Kota kemudian dipindahkan dekat dengan jalur transportasi seperti yang dilakukan oleh beberapa kota yang dilintasi oleh De Groote Postweg (Jalan Pos) atau yang sekarang disebut dengan jalur Pantai Utara.  Peristiwa boyongan tersebut kemudian dijadikan sebagai pelengkap peringatan hari jadi Kabupaten Nganjuk dengan arak-arakan dari Kecamatan Berbek (sekarang) menuju Kecamatan Nganjuk.
Selamat Hari Jadi Kabupaten Nganjuk, Tempat Didikan Kecil Yang Indah. Menang-Menanglah Kabupaten Nganjuk, Seperti Arti Dari Anjuk Ladang Yang Berarti Tanah Kemenangan!



 Oleh : Doni Pebruwantoro

Hari ini adalah tanggal 6 april yang diperingati sebagai hari nelayan. Saya ucapkan banyak terimakasih kepada para nelayan Indonesia atas jasa mereka yang telah menyumbangkan banyak devisa negara meskipun hidup mereka pas-pasan. Mungkin bukan hanya guru saja yang dibilang pahlawan tanpa tanda jasa dan bukan hanya TKI/TKW yang dibilang pahlawan devisa negara, mereka para nelayan adalah pahlawan tanpa tanda jasa sekaligus pahlawan devisa negara.
Luas negara Indonesia sebagian besar adalah perairan yang mencapai 70% dari total seluruh wilayah Indonesia, oleh karena itu Indonesia merupakan negara poros maritim terbesar di dunia. Ikan adalah salah satu harta karun yang tersimpang di dalam tumpukan air laut. Menurut data FAO 2014 hasil tangkapan ikan nelayan Indonesia hampir mencapai 5,5 juta ton pada tahun 2012. Akan tetapi ironis rasanya jika kita melihat kehidupan sehari-hari nelayan di pesisir pantai, jauh dari kata mewah dan hedonisme. Kemudian kemana larinya uang hasil tangkapan ikan sebanyak 5,5 juta ton tadi? Apakah hanyut ditelan ombak atau tenggelam ke dasar palung dunia? Entahlah kemana uang tersebut larinya, saya disini hanya ingin sedikit bertukar pikiran mengenai kebijakan pemerintah dimana diwakili oleh KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) tentang rencana pembuatan Undang-undang Perlindungan nelayan, petani garam dan petani budidaya. Apakah undang-undang tersebut penting? Menurut saya sangat penting, karena sebagai payung hukum yang nantinya dijadikan sebagai perlindungan bagi nelayan khususnya. Dan apakah kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut sudah relevan terhadapat kondisi nelayan dilapangan saat ini? Bagaimana win-win solution untuk mengurangi kontra di masyarakat? Manakah yang harus diselesaikan dulu, masalah edukasi, ekonomi atau ekologi? Mari saatnya membahas satu persatu dengan ditemani segelas susu dan sebait lagu hehehe.
Diatas saya sudah berpendapat bahwa saya mendukung pembentukan UU perlindungan nelayan. Selama ini nelayan hidup dalam ketidakpastian hukum, hidup dibawah mafia perikanan dan dipermainkan layaknya bola yang dilempar kesana kemari. Pembentukkan UU perlindungan nelayan ini diharap dapat menjamin kehidupan sosial dan ekonomi nelayan kearah lebih baik. Meskipun hasil dan efek dari pembuatan UU ini tidak bisa langsung dirasakan satu atau dua bulan karena semuanya butuh waktu dan merubah permasalahan yang kompleks seperti ini tidan semudah membalikkan telapak tangan. Mari kita sambut dengan tangan terbuka dan ikut mengawal niat baik pemerintah untuk pembangunan disektor maritim khususnya bidang perikanan. Dalam UU tersebut disebutkan dalam bagian kedua tentang sarana dan prasarana mulai pasal 14 sampai seterusnya bahwa pemerintah bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana yang menunjang nelayan untuk beroprasi. Mulai dari kapal,  pelabuhan, jalur transpostasi darat dan masih banyak lagi. Niat baik pemerintah apakah akan kalian dustakan? Oh iya mungkin ini yang menjadi sedikit masalah dikalangan nelayan yaitu tentang pelarangan terhadap penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan seperti cantrang. Nelayan mempermasalahkan karena dengan pelarangan tersebut hasil tangkapan mereka menurun drastis. Nelayan sudah terbiasa sejak dulu tapi mereka tidak sadar bahwa menggunakan perlatan tersebut dapat berakibat merusak ekosistem lingkungan laut. Sedikit melihat data statistik hasil tangakapan ikan dilaut Indonesia menunjukan bahwa terjadi penurunan dari tahun ke tahun. Apakah yang terjadi? Efek dari illegal fishingatau dari penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan?
Penurunan hasil tangkap ikan disebabkan karena banyak faktor, contohnya adalah illegal fishing dan penggunaan alat tangkap. Maraknya illegal fishing sangat merugikan bagi bangsa Indonesia, berjuta-juta ton ikan Indonesia diangkut oleh kapal dari negara asing. Tetapi akhir-akhir ini masalah tersebut agak sedikit teratasi akibat dari pengawasan wilayah laut Indonesia oleh TNI AL. Kapal-kapal yang terbukti melakukan illegal fishing dibakar tanpa diberi ampunan. Yang menjadi masalah kali ini adalah penggunaan alat tangkap. Dalam peta navigasi daerah tangkapan ikan, sekarang laut jawa sudah melampaui ambang batas MSY (maximum suistanable year). Penangkapan yang terlalu berlebihan adalah penyebabnya. Semua ikan tertangkap oleh jaring nelayan baik itu ikan berukuran kecil maupun besar. Padahal ada ketentuan dari KKP yang menyatakan ukuran ikan yang boleh dijual dipasaran. Jangan salahkan orang lain jika tangkapan nelayan sekerang menurun drastis. Itu semua karena ulah mereka yang tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem laut. Pantas jika pemerintah melarang untuk pemakaian alat tangkap tak ramah lingkungan. Semua orang pasti tidak ingin bahwa hasil laut kita hilang atau bahkan punah. Oleh karena itu perlu diadakannya kontrol agar keseimbangan ekosistem dapat tercapai. Seolah-olah nelayan hanya bisa mengambil apa yang ada dilaut tanpa bisa menjaga keseimbangan laut.
Hasil tangkapan yang tidak pasti sudah menjadi masalah sehari-hari bagi nelayan. Beberapa solusi adalah dengan mengolah hasil tangkapan mereka menjadi produk olahan. Pengolahan dapat menaikkan nilai jual, yang semula ikan seharga Rp. 20.000 setelah diolah akan harganya bisa mencapai Rp. 100.000,00. Keuntungan yang didapatkan berkali-kali lipat. Saat tangkapan nelayan sepi, diharapkan dengan hasil penjualan produk olahan dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Satu lagi solusi yaitu dengan membuat kawasan wisata kampung nelayan. Pembukaan tempat wisata dapat membuka lapangan perkerjaan baru bagi masyarakat sekitar.
Di sini saya bukan bermaksud mengkambing hitamkan nelayan dan menganak emaskan pemerintah. Tapi mari kita saling bersinergi antara pemerinta, mahasiswa dan masyarakat nelayan untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Pekerjaan rumah klasik yang dihadapi pemerintah dari tahun ketahun sama, hanya saja beban pemerintah semakin berat akibat dari krisis ekonomi global. Memberikan sosialisasi tetang kebijakan yang dibuat sangatlah penting agar tidak ada dusta diantara pemerintah dan nelayan serta tidak terjadi salah presepsi. Bisa dibilang nelayan Indonesia dalam bidang pendidikan sangat rendah jika dibandingkan dengan nelayan negara lain. Negara Jepang, nelayan adalah orang yang terdidik dengan kompetensi mumpuni. Norwegia dan Amerika nelayan yang berpendidikan tinggi ditunjang oleh sarana dan prasarana yang mendukung. Nelayan Indonesia masih tetap saja memakai ilmu nenek moyang sebagai budaya mereka.

Tingkat pendidikan yang tinggi adalah salah satu indikator bahwa negara tersebut sudah maju. Seperti Pidato Perdana Menteri Jepang yang bertanya bahwa seberapa banyak guru yang tersisa setalah terjadi bom nuklir di Hirosima dan Nagasaki. Mengapa dia tak bertanya seberapa banyak pabrik yang tersisa atau seberapa banyak uang negara jepang? Dia tau bahwa pendidikan itu sangat penting dan menjadi kunci dalam upaya pembanguna sebuah negara. Negara hebat adalah negara yang berkarakter. Masalah klasik tentang pendidikan adalah masalah seluruh rakyat Indonesia. Membangun sebuah sistem pendidikan yang tepat bagi generasi muda calon pemimpin bangsa adalah tugas rumah kita bersama. Ingatkah kita akan hasil survei bahwa pada tahun 2045 Indonesia diprediksi menjadi negara emas yang banyak diisi oleh usia produktif. Kita yang natinya akan menjadikan negara ini sebagai Indonesia emas pada 2045 nanti. Kita yang akan memipin negara ini. Dan seorang pemimpin butuh sebuah karakter yang kuat. Karakter terbentuk karena sebuah proses yang lama bukan sesuatu yang instan. Oleh karena itu pentingnya pendidikan agar bangsa Indonesia memiliki karakter yang kuat untuk membangun negara ini. Jayalah perikanan Indonesia, di laut kita jaya di darat kita sejahtera. JALESVEVA JAYAMAHE.
Oleh : Muhamad Rohman Obet

Jalur Sutera adalah perdagangan yang menghubungkan antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Eropa. Jalur ini berasal dari Cina Kuno. Jalur Sutera diperkirakan mulai ada sejak masa Dinasti Han yaitu sekitar tahun 206 SM. Jalur ini dikenal cukup ramai dengan berbagai hubungan perdagangan antar suku bangsa.
Dinamakan jalur sutera karena pada masa tersebut Cina mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam memproduksi Sutera yang merupakan kain Indah berasal dari kepompong Ulat Sutera, Sehingga Pedagang Cina Melakukan perjalanan ke Barat untuk memperdagangkan sutera begitu juga sebaliknya Pedagang Eropa melakukan perjalan ke Timur untuk mencari tempat asal dari Sutera. Sutera merupakan barang yang bernilai jual tinggi. Hanya dari kalangan atas yang mempunyai kemampuan secara finansial yang bisa memilikinya karena harganya yang mahal. Oleh karena itu Sutera menjadi tolak ukur untuk menilai status sosial dan ekonomi dalam Masyarakat.
Sutera dari Cina menjadi dambaan karena keindahannya, Sehingga hubungan antara Cina, India dan Eropa (Romawi). Cina, India dan Eropa (Romawi) saling mengunjungi untuk kepentingan perdagangan, politik, sekaligus agama.
Cina tercatat sebagai penghasil Sutera sejak ribuan tahun yang lalu. Dengan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki, Cina mengalami perkembangan yang cukup signifikan dalam memproduksi Sutera, Sehingga keindahan Sutera dari Cina terkenal sampai Eropa (Romawi) dan menjadi barang yang paling dicari oleh Negara-negara diluar Cina.
Dalam sejarah Cina kuno, produksi sutera mendapatkan apresiasi penuh dari Kekaisaran.  Sebelumnya Sutera hanya dipakai oleh kalangan Orang-orang Kekaisaran saja, Namun karena produksinya yang terus mengalami peningkatan akhirnya berinisiatif untuk menjual Sutera ke berbagai Negara di luar Cina. Sejak itulah hubungan Cina dengan Eropa (Romawi) mulai terjalin.
Akan tetapi perjalanan Orang Cina menuju ke Barat sering kali mendapat hadangan dari suku-suku kecil di Asia Tengah. Mereka adalah Suku-suku yang selalu menjarah barang-barang orang yang melewati daerahnya. Suku tersebut disebut dengan Suku Nomad. Karena seringnya terjadi penjarahan, Maka Kekaisaran Han mengambil keputusan dengan mengirim seorang Jenderal bernama Zhang Qian dalam rangka menjalin hubungan baik dengan Suku Nomad untuk menyelamatkan pedagang-pedangan Cina sekaligus memperluas wilayah kekuasaan.
Asia Tengah merupakan jantung utama dalam jalur sutera penghubung Cina dengan Negara-negara penting lainnya. Banyak dijumpai peninggalan dari peradaban dan kebudayaan tinggi di Jalur Sutera yang berada di Asia Tengah. Aktifitas di Jalur sutera menyebabkan daerah tersebut menjadi daerah yang ramai dengan berbagai aktifitas pedagang-pedagang dari berbagai Negara. Oleh karena itu Jalur Sutera meninggalkan banyak cerita dan peristiwa penting yang menjadikan cikal bakal hubungan antara Dunia Barat dan Dunia Timur. Pertukaran-pertukaran ide secara langsung maupun tidak langsung terjadi disepanjang Jalur Sutera.
Jalur Sutera terbagi menjadi dua jalur utama yaitu jalur utara dan jalur selatan. Jalur utara melewati Bulgar-Kipchak menuju Eropa Timur-Semenanjung Crimea , kemudian menuju laut hitam, Laut Marmara, Laut Balkan dan Venesia. Sementara jalur selatan melewati Turkestan-Khurasan menuju Mesopotamia, Anatolia-Antiokiah menuju laut tengah ke Mesir dan Afrika Utara.
Para pedagang tidak hanya menggunakan jalur darat melainkan juga menggunakan jalur laut, Namun pada masa Dinasti Han pedagang-pedagang lebih memilih melewati Jalur darat karena kondisi gografis yang lebih nyaman dilewati dari pada jalur laut.
Menurut sumber sejarah Jalur Sutera dimula dari Changan (sekarang Xi’an) sebuah kota Cina Kuno sampai di pesisir timur Mediterania. Jalur Sutera meninggalkan berbagai macam peninggalan baik berupa percampuran budaya, karya-karya seni dan gagasan-gagasan mengenai kehidupan keagamaan.
Salah satu orang yang melalukan perjalanan di Jalur Sutera adalah Marcoplo. Marcopolo merupakan seorang pedagang dan penjelajah. Marcoplo melakukan perjalanan terinspirasi dari ayah dan pamannya Niccolo dan Maffeo pada saat Dinasti Mongol berkuasa dan menjadi orang yang dipercaya oleh Kubilai Khan yang menjadi Pengusa terkaya di Cina. Marcopolo juga pernah dipenjara setelah terjadi peperangan dengan Geno. Marcopolo juga berbagi cerita dengan teman satu selnya.
Marcopolo lahir pada 15 September 1254. Marcopolo menjelajah dari Venesia ke Sudak, Acre, Baghdad, Samarkhand, Khotan, Khambalik dan sampai di yangzhou (Cina). Marcopolo juga menjelajah dari Cina ke Persia yang merupakan tugas dari Kubilai Khan mengantarkan anaknya menikah dengan Raja Arghun.  Marcopolo menggambarkan tempat yang dikunjungi dalam bukunya.
Dari berbagai macam penjelajahan dan perjalanannya tersebut Marcopolo mendapatkan kekayaan berupa emas, batu dan barang berharga lainnya. Marcopolo juga mendapat penghargaan dan menjadi orang kepercayaan. Pada tahun 1291 Kubilai Khan memberi Marcopolo hadiah berupa barang yang berharga dan pada tahun 1303 Raja Persia memberi Marcopolo 4 medali emas.
Sesampai di Venesia, Maropolo mendapatkan kehormatan dari Orang-orang Venesia. Marcopolo memberikan pelayan-pelayannya baju dari hadiah-hadiah yang diperolehnya. Marcopolo meninggal pada 8 Januari 1324 di Venesia. Kemudian Marcopolo dikuburkan di San Lorenzo.
Karena perjalanan dan penjelajahannya Orang Eropa dapat mengetahui hal-hal yang ada diluar Venesia dan mengetahui budaya-budaya Orang Cina. Marcopolo juga menceritakan tentang Eropa kepada Raja Kubilai Khan. Penjelajah-penjelajah selanjutnya melakukan perjalanan dengan menggunakan jalur yang dilewati Marcopolo untuk pergi ke tempat-tempat yang pernah Marcopolo kunjungi.
Namun dalam perkembangannya Marcopolo yang dinobatkan sebagai salah satu penjelajah terbesar mendapat gugatan. Beberapa Orang berpendapat bahwa Marcopolo sebenarnya tidak pernah menjelajah ke Dunia Timur. Marcopolo diduga hanya mendengarkan dari pedagang Persia yang bertemu di Laut Hitam.
Arkeolog menujukkan sejumlah hal yang tidak konsisten dan akurat dalam tulisan Marcopolo, diantaranya adalah perihal invasi Kubilai Khan dari Mongol terhadap Jepang dan penggambaran kapal armada mongol. Meskipun begitu tulisan Marcoplo cukup membantu dalam penjelasan mengenai Jalur Sutera sebuah jalur perdagangan yang fenomenal.
Selain Marcopolo ada juga tokoh lain yang berjasa dalam penulisan mengenai Jalur Sutera. Tokoh tersebut adalah Sven Hedin seorang berkebangsaan Swedia. Sven Hedin lahir pada tanggal 19 Februari 1865 di Stockholm. Sven Hedin terinspirasi dari penjelajah Arctic, Adolf Erik Nordenskiold. Sejak saat itu Sven Hedin berkeinginan untuk menjadi seorang penjelajah. Setelah mendapatkan gelar doktor di Jerman, Sven Hedin melakukan perjalanan di Persia. Dalam ekspedisinya Sven Hedin secara berani melewati pegunungan dan padang pasir di Asia Tengah.
Sven Hedin merupakan orang pertama yang menggali reruntuhan Kota kuno Budha. Dokumentasi selama perjalanannya digambarkan sendiri dalam lukisan yang membuatnya menjadi orang yang terkenal. Sekembalinya ke Stockholm Sven Hedin mendapatkan kehormatan layaknya seorang Pahlawan yang baru pulang berperang.

Karena keterlibatan politik dalam perang dunia, Sven Hedin mendapatkan kecaman dari musuh-musuh Jerman yang dibelanya. Meskipun begitu Sven Hedin tetap dianggap sebagai orang yang berjasa besar dalam memberikan gambaran tentang Jalur Sutera selain Marcopolo.