Telah Dibuka Beasiswa S1, S2, S3 Dari KEMDIKBUD


Pendaftaran Beasiswa Unggulan telah dibuka di sepanjang tahun 2016, dan anda sudah dapat mengajukan aplikasi dari sekarang. Hasil seleksi akan disampaikan secara periodik. Artinya, siapa yang lebih awal mendaftar, akan berkesempatan mendapatkan beasiswa terlebih dahulu.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, beasiswa ini terbuka bagi lulusan SMA/sederajat yang ingin melanjukan studi S1, atau warga negara Indonesia yang mempunyai prestasi dan berminat untuk meneruskan pendidikannya hingga jenjang S2 atau S3. Selain itu, Beasiswa Unggulan juga dibuka bagi mahasiswa yang sedang menjalani studi di jenjang tersebut (on-going).
Periode pemberian beasiswa untuk S1 berlangsung selama 48 bulan, untuk S2 selama 18 s/d 24 bulan, dan S3 selama 36 bulan.

Beasiswa Unggulan terbagi menjadi 11 jenis, yatu:
a. Beasiswa Unggulan Program Sarjana, yaitu beasiswa yang diperuntukkan untuk lulusan berprestasi dari Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA) guna mengikuti proses pendidikan program Sarjana/sederajat di perguruan tinggi manapun (dalam negeri atau luar negeri).
b. Beasiswa Unggulan Program Magister diperuntukkan untuk lulusan Sarjana (S1)/sederajat yang memenuhi persyaratan tertentu untuk melanjutkan pendidikan di tingkat Magister pada bidang studi dan konsentrasi yang berlaku di lingkungan KEMDIKNAS. Bagi aktivis mahasiswa bila memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dapat menggunakan jalur ini untuk melanjutkan ke jenjang S2.
c. Beasiswa Unggulan Program Doktor diperuntukkan untuk lulusan Magister (S2)/sederajat yang memenuhi persyaratan tertentu untuk melanjutkan pendidikan di tingkat Doktor pada bidang studi dan konsentrasi yang berlaku di lingkungan KEMDIKNAS.
d. Beasiswa Tunjangan Kreatifitas diperuntukkan untuk peserta didik pemenang kejuaraan tingkat internasional dalam berbagai bidang (vokasi, olahraga, seni dan sains).
e. Beasiswa Mahasiswa Asing (Palestina, dll) merupakan program khusus untuk mahasiswa asing yang diutamakan dari negara Palestina, dll. Program ini digunakan untuk menstimulus program studi yang menyelenggarakan gelar ganda dan kembaran.
f. Beasiswa untuk Studi Lanjut bagi Olahragawan Berprestasi Tingkat Nasional dan Internasional serta Pemenang Olimpiade Sains, Seni dan IPTEK.
g. Beasiswa Ulung merupakan program khusus untuk akselerasi penyelenggaran Fasttrack Program di dalam dan luar negeri dalam jenjang S1 hingga S3.
h. Beasiswa Kemitraan dengan pihak industri terkait yang peduli di dunia pendidikan seperti BU-CIMB Niaga, BU-BRI (Beasiswa Nusantara), dll.
i. Beasiswa Unggulan untuk Peneliti, Penulis, Pencipta, Seniman, Wartawan, Olah Ragawan dan Tokoh (P3SWOT) yang diberikan berdasarkan profesi pelamar dan tidak memperhatikan jenjang pendidikan.
j. Beasiswa Kemitraan Alumni digunakan untuk pembinaan alumni program Beasiswa Unggulan jenjang pendidikan Sarjana (S1)/sederajat, Magister (S2) dan Doktor (S3).
k. Beasiswa Bidang Kajian Khusus seperti Akuntasi Pemerintahan merupakan program khusus untuk bidang kajian akuntasi pemerintah. Hal ini diperlukan untuk mendukung terciptanya pemerintah yang akuntabel (Good Governance). Bidang Energi terbarukan diperuntukan untuk mendukung ketersediaan sumber daya manusia yang memahami energI terbarukan di Indonesia, dan bidang kajian Gametech diperuntukan untuk penyediaan sumber daya manusia yang menguasai teknologi khususnya mengarah ke Edutaiment.

Komponen pembiayaan Beasiswa Unggulan meliputi:

1. Biaya hidup saat menjalani masa studi S1/S2/S3
2. Biaya pendidikan sebagian atau seluruhnya pada saat mengikuti program pendidikan S1/S2/S3
3. Biaya buku
4. Biaya penelitian
5. Biaya publikasi ilmiah
6. Tunjangan prestasi yang diberikan bagi peserta yang lolos seleksi dan diterima berdasarkan kreatifitas yang dicapai
7. Bantuan beasiswa bagi peneliti, penulis, pencipta, seniman, wartawan, olahragawan, dan tokoh ang disalurkan melalui P3SWOT
8. Biaya transportasi/tiket pesawat bagi peserta yang melakukan kegiatan ke atau dari luar negeri
9. Biaya asuransi kesehatan
10. Biaya kedatangan dan kepulangan bagi peserta beasiswa yang mengikuti program orientasi dan pembekalan
11. Biaya tunjangan awal dan akhir penerimaan beasiswa
12. Biaya matrikulasi yang diberikan apabila peserta beasiswa diwajibkan mengikuti kuliah matrikulasi pada program pendidikan yang diikuti
13. Biaya operasional dan lainnya (untuk berlangganan internet, sewa komputer, dan sebagainya)

Putra/putri terbaik yang menjadi sasaran penerima Beasiswa Unggulan antara lain:

1. Lulusan terbaik dari SMA/SMK/MA, Pondok Pesantren, Perguruan Tinggi yang diusulkan dan direkomendasikan oleh Lembaga Pendidikan, Pemerintah Pusat atau Daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota), Masyarakat (Asosiasi Profesi/LSM) dan Industri
2. Pemenang Lomba IPTEK/Lomba Karya Ilmiah Remaja tingkat Nasional dan Internasional
3. Pemenang Lomba LKS (Lomba Kompetensi Siswa) tingkat Nasional dan Internasional
4. Pemenang Lomba Olimpiade Regional/Nasional/Internasional
5. Juara Lomba tingkat Regional/Nasional/Internasional dalam bidang Sains/Teknologi/Seni Budaya/Bahasa/Olahraga
6. Aktivis Mahasiswa yaitu pengurus organisasi kemahasiswaan, antara lain UKM, BEM, Senat, Himpunan Mahasiswa, dan lain-lain
7. Guru berprestasi dari berbagai bidang
8. Pegawai/karyawan yang berprestasi dan mendapatkan persetujuan dan diusulkan oleh atasannya
9. Perorangan berprestasi yang diusulkan dan disetujui oleh lembaganya
10. Penulis, Pencipta, Peneliti, Seniman, Olahragawan, dan Tokoh (P3SWOT) berprestasi
11. Bukan dosen (untuk reguler S1, S2, dan S3)

Beasiswa Unggulan dapat digunakan untuk menyelesaikan studi dalam berbagai bidang kajian/studi (semua jurusan). Namun terdapat prioritas bidang kajian yang termasuk dalam pengembangan program Beasiswa Unggulan:

– Ekonomi dan Keuangan Fokus Pengentasan Kemiskinan;
– Perubahan Iklim, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati;
– Energi, Sumber Daya Alam;
– Ketahanan dan Keamanan Pangan;
– Kesehatan, Penyakit Tropis, Gizi dan Obat-Obatan;
– Pengelolaan dan Mitigasi Bencana;
– Integrasi Nasional dan Harmonisasi Sosial;
– Otonomi Daerah dan Desentralisasi;
– Seni dan Budaya/ Industri kreatif;
– Infrastuktur, Transportasi dan Teknologi Pertahanan;
– Teknologi Informasi dan Komunikasi;
– Pembangunan Manusia dan Daya Saing Bangsa;
– Maritim, Teknologi Maritim;
– Nano Teknologi.

Persyaratan dan Dokumen yang dibutuhkan (untuk program Reguler S1 S2, dan S3):

1. Syarat Umum
a. Mengisi formulir pendaftaran BU yang terdapat pada link berikut:www.beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id.
b. Melampirkan berkas dokumen berikut:
– Surat Rekomendasi dari perguruan tinggi atau dosen (Professor/Doktor dari perguruan tinggi) yang dituju. Isi menyetujui pelamar untuk mengajukan permohonan beasiswa dan jaminan yang bersangkutan dapat menyelesaikan studinya tepat waktu
– Surat Permohonan Beasiswa Unggulan ditujukan kepada Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri KEMDIKNAS, Sekretariat Jenderal, Kemdikbud
– Ijazah dan Transkrip Nilai dari jenjang studi terakhir
– Sertifikat kejuaraan/prestasi yang dimiliki (jika ada)
– Proposal kegiatan (berisi rencana studi/skripsi/thesis/disertasi, perencanaan waktu studi, rencana biaya, dll)
– Biodata (Curriculum Vitae) disertai foto profil bebas santai ukuran 4×6 cm dalam bentuk file
– Kartu Keluarga
– KTP Pelamar (untuk pelamar S2 dan S3) atau KTP orang tua/wali (untuk pelamar S1)
– TOEFL/sejenisnya yang masih berlaku
Seluruh berkas dokumen di atas dapat anda scan atau sediakan file softcopynya dan lampirkan bersama dengan pendaftaran online melalui link di atas.
c. Menyertakan copy/scan buku rekening/tabungan perbankan nasional (bagi peserta yang berhasil diterima BU)
2. Syarat Khusus
a. Usia saat melamar:
– S1 maksimal 21 tahun
– S2 maksimal 35 tahun
– S3 maksimal 40 tahun
b. Lulus seleksi di perguruan tinggi dengan melampirkan sertifikat dan/atau surat penerimaan dari perguruan tinggi yang dituju
c. Untuk pelamar S1:
– Mempunyai IPK pada semester 1 minimal 3,00 dan diberikan maksimal selama 6 semester (bagi pelamar yang sudah terdaftar di perguruan tinggi)
– Pelamar yang mempunyai sertifikat kejuaraan wajib mempunyai IPK minimal 3,00 selama masa studi di perguruan tinggi
– TOEFL minimal 450
d. Untuk pelamar S2 dan S3:
– Mempunyai IPK terakhir minimal 3.00 (untuk S2) atau minimal 3.25 (untuk S3) dari skala 4.00
– Pelamar yang mempunyai sertifikat kejuaraan wajib mempunyai IPK minimal 3,00 selama masa studi di perguruan tinggi
– TOEFL minimal 500 (Institusional) atau 475 (Internasional) atau IELTS minimal 5.5
– Hasil Tes Potensi Akademik (TPA) minimal 450 atau sederajat dan diakui oleh perguruan tinggi yang dituju
e. Atau mempunyai sertifikat kejuaraan/prestasi pada tingkat perguruan tinggi, atau prestasi lain minimal pada tingkat kabupaten/kota dalam 5 tahun terakhirf. Mahir berbahasa Indonesia melalui Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI)

Tata Cara Pendaftaran:

Pelamar bisa mengajukan permohonan sendiri secara online melalui laman Beasiswa Unggulan pada link: www.beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id. Atau mendaftar melalui perguruan tinggi/universitas dengan menyertakan berkas yang diminta. Lihat gambar:
Pendaftaran online secara mandiri:

Pendaftaran dari PTN/S:

Selain via online, pendaftaran juga dapat dilakukan secara manual. Para pendaftar manual wajib mengisi pendaftaran online untuk kebutuhan database Sekretariat Beasiswa Unggulan. Pendaftar manual dapat mengirimkan salinan resmi dari berkas yang dibutuhkan di atas pada alamat:
Sekretariat Program Beasiswa Unggulan
Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional
Gedung C Lantai 6, Jl. Jenderal Sudirman
Senayan-Jakarta, 10270
Telp.: 021-5711144 ext. 2616
Fax: 021-5739290
Untuk mengajukan pertanyaan terkait Beasiswa Unggulan, anda dapat menyampaikan melalui telp: 021-5711144 ext. 2616, 021-36785148 atau email bu.bpkln@gmail.com
Oleh : Muhamad Rohman Obet
Kota kolonial merupaka kota yang tumbuh bersamaan dengan munculnya kolonialisme Eropa di negara-negara dunia ketiga, terutama di Asia dan Afrika. Kota kolonial dikembangkan oleh para pendatang dari Eropa di tempat kolonialisasi mereka. Pada tahapan selanjutnya berkembang menjadi pusat pemerintahan kolonial. Kota-kolonial awalnya dikembangkan sebagai kota dagang dengan pendirian gudang-gudang dan kantor-kantor dagang.
Menurut McGee, terdapat tiga ciri dari kota kolonial yaitu pemukiman yang sudah stabil, terdapat garnisun dan pemukiman pedagang yang merupakan tempat kontak dagang, serta tempat penguasa-penguasa kolonial mengadakan perjanjian dengan penguasa-penguasa pribumi.[1] Ciri penting lain dari kota kolonial adalah lokasinya yang berdekatan dengan jalur transportasi air baik laut maupun sungai. Hal tersebut guna kemudahan dalam pengangkutan barang komoditi.
Keberadaan kota kolonial yag dekat dengan jalur transportasi air seperti laut juga terkait dengan kedatangan mereka yang menggunakan kapal. Dengan penggunaan kapal sebagai alat transportasi tentunya akan membawa mereka menuju kota-kota pelabuhan. Ditempat berlabuh tersebutlah kemudian mereka membangun kota sebagai basis pemukiman, perdagangan, serta pusat pemerintahan. Ciri penting lain dari kota kolonial adalah terdapatnya pemusatan-pemusatan berdasarkan etnis yang merupakan bagian dari kebijakan pemerintah kolonial.
Kota kolonial juga dibangun oleh kolonial dengan gaya bangunan Eropa. Bangunan-bangunannya antara lain adalah pos-pos perdagangan, benteng militer, dan kota benteng, Sehingga benteng menjadi ciri penanda lain dari kota kolonial. Benteng tersebut juga sekaligus berfungsi sebagai pertahanan. Ciri lain dari kota kolonial adalah adanya perencanaan kota yang cukup baik, sehingga secara fisik kota-kota kolonial memiliki struktur yang lebih rapi dan teratur. Seperti contoh ketika pembangunan Kota Batavia, Belanda mempersiapkan terlebih dahulu rencana yang disebut dengan Plan de Batavia.
Kota-kota yang berada di tepi pantai biasanya dibuat berdasarkan pola berkotak-kotak dengan jalan dan kanal sebagai batas antar blok. Rencana tersebut didasarkan sebagaimana kota-kota di Belanda. Kanal-kanal dimanfaatkan sebagai jalur transportasi. Hal tersebut dapat dilihat seperti di Kota Batavia, Surabaya, Palembang dan beberapa kota lain yang berada di muara sungai besar.
Pada 1855 dibentuk Direktorat Pekerjaan Umum yang mandiri dengan nama Burgerlijke Openbare Werken. Lembagai ini banyak melatih para arsitek sipil dan mengerjakan berbagai pekerjaan sipil di Perkotaan terutama bangunan perkantoran dan sarana kepentingan umum lainnya seperti pasar, rumah sakit, sekolah, sarana olahraga, makam, mercusuar dan lain-lain. Dengan kata lain, BOW bertugas mengerjakan rancangan pengembangan kota dan membangun berbagai fasilitas umum di kota.
Puncak dari perencanaan kota-kota di Indonesia pada masa kolonial terjadi beberapa saat setelah diberlakukannya undang-undang Desentralisasi (Decentralisatiewet) pada 1903. Berdasarkan undang-undang tersebut dibentuklah kota-kota otonom yang menyelenggarakan pemerintahannya secara mandiri, tidak tergantung pemerintah pusat di Batavia. Kota-kota otonom kemudian diberi status gemeente yang sekarang dikenal dengan Kotamadya. Pada periode berikutnya kemudian berkembang menjadi stadsgemeente. Dengan diberlakukannya undang-undang tersebut maka pemerintah kota diberi keleluasaan untuk mengembangkan kotanya. Mereka berlomba-lomba dalam memperindah kota dengan dibantu oleh para arsitek dan para perancang kota.
Kota kolonial menampung masyarakat yang beragam. Mereka kemudian dikotak-kotakkan berdasarkan perbedaan ras atau warna kulit.[2] Segresi ras atau perbedaan tempat tinggal yang didasarkan oleh warna kulit didesain oleh pemerintah kolonial. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari kepentingan yang menyertainya yaitu kepentingan untuk mengontrol serta dengan alasan untuk menghindari terjadinya konflik.
Penduduk kota dibuat berlapis-lapis berdasarkan latar belakang etnis. Lapisan pertama adalah orang-orang Eropa, lapisan kedua adalah dari bangsa Timur Asing seperti Cina, Arab, India, Jepang dll, dan lapisan ketiga adalah orang-orang pribumi. Pembagian tersebut merupakan hasil pemisaha yang dilakukan oleh pemerintah kolonial belanda sebagaimana tercantum dalam Regerings Reglement tahun 1854.[3]  Dengan kebijakan tersebut maka di kota-kota terbentuklah kawasan khusus untuk orang-orang Eropa, kawasan Pecinan (Chinese Kamp) yang dihuni para pendatang dari Cina, kawasan Kampung Melayu (Malaise Kamp), dan kawasan perkampungan Arab (Arabische Kamp).
Kota kolonial sengaja dibangun oleh Pemerintah Kolonial dalam rangka membuat senyaman mungkin bagi mereka yang tentunya berorientasi pada kepentingan barat. Kota kolonial mengalami perubahan yang amat drastis ketika Indonesia merdeka. Di beberapa kota bahkan simbol-simbol kolonial hilang akibat penghancuran dengan alasan simbol tersebut mengingatkan penghuni kota atas masa-masa kelam ketika kolonialisasi.
Terdapat beberapa fungsi terkait dengan keberadaan kolonial diantaranya adalah sebagai pusat pemerintahan, percampuran budaya, pusat aktifitas perekonomian, pusat pendidikan dan masih banyak lagi.




[1] T.G. McGee, The Southeast Asian City: A Social Geography of the Primate Cities of Southeast Asia, (London: G.Bell and Sons, Ltd., 1967), hlm. 43
[2] Brenda S.A. Yeoh, Contesting Space: Power Relations and the Urban Built Environment in Colonial Singapore, (Singapore: Oxford University Press, 1996), hlm. 1
[3] Andjarwati Noordjanah, Komuniats Tionghoa di Surabaya, (Yogyakarta: Ombak, 2010), hlm. 11

Oleh : Muhamad Rohman Obet

Hari jadi Kota Surabaya ditetapkan berdasar pada keberhasilan Raden Wijaya dalam mempecundangi Pasukan Mongol di daerah Ujung Galuh (Surabaya). Istilah Surabaya sendiri berasal dari kata Chura Baya yang terdapat pada prasasti Trowulan I yang berangka tahun 1358.
Namun dalam perkembangannya sebagian kalangan berpendapat bahwa simbol-simbol tersebut dianggap berlebihan. Perjuangan Raden Wijaya mempencundangi Pasukan Mongol dianggap sebagai buah dari kelicikan, karena pada awalnya Pasukan Mongol merupakan sekutu dari Raden Wijaya dalam melakukan pemberontakan kepada Jayakatwang yang merupakan seorang Bupati Gelanggelang (Sekarang Kediri) yang berhasil mengambil alih Singosari yang dipimpin oleh Kertanegara, Sehingga terdapat dua pendapat mengenai hal ini. Sebagian kalangan menganggap bahwa Keberhasilan Raden Wijaya merupakan bentuk kepahlawan, Sebagian lagi mengaggap bahwa Keberhasilan Raden Wijaya merupakan bentuk pengkhianatan.
Sah-sah saja apabila sebagian orang mengaggap hal tersebut sebagai bentuk kepahlawanan, Karena Kerajaan Mongol pada masa tersebut merupakan salah satu kerajaan terkuat pada abad ke-13 M. Tercatat hanya Raden Wijaya yang berhasil mempecundangi Pasukan Mongol. Pada masa kejayaannya wilayah dari Kerajaan Mongol melebihi wilayah kekuasaan semua penguasa yang pernah tercatat dalam sejarah, bahkan melebihi wilayah kekuasaan Alexander dan Khalifah-khalifah Islamiyah.
Sampai-sampai pada masa tersebut hanya mendengar nama Kerajaan Mongol, Kerajaan-kerajaan yang akan diserbu langsung gemetar. Beberapa Kerajaan langsung kalah pada hari pertama kedatangan Pasukan Mongol, bahkan ada Kerajaan yang langsung menyerah.
Pada masa kejayaannya wilayah Kerajaan Mongol meliputi Rusia, Asia Tengah, Cina, Manchuria, Irak, Parsi, Polandia, Tibet, dan Asia Tenggara. Pasukan Mongol mempunyai kemampuan berperang diatas rata-rata, Sehingga menjadi terkenal pada masanya.
Dalam sederetan penaklukan kerajaan-kerajaan yang dilakukan oleh Pasukan Mongol terdapat kerajaan yang dengan nekat berani menantang kerajaan Mongol. Kerajaan tersebut berada di Pulau Jawa yaitu Kerajaan Singosari yang pada saat itu dipimpin oleh Kertanegara yang merupakan mertua dari Raden Wijaya.
Ketika pada tahun 1289 Kerajaan Singosari didatangi oleh Meng Ki yang merupakan utusan langsung dari Kaisar Kubilai Khan yang menjadi Raja dari Kerajaan Mongol untuk tunduk kepada Kerajaan Mongol, Kertanegara justru memotong telinga utusan dari Kerajaan Mongol tersebut dan menyuruhnya untuk pulang.
Menyadari tindakannya akan dibalas dan cepat atau lambat akan berhadapan dengan Pasukan dari Kerajaan Mongol, Kertanegara memperluas kekuasaannya. Pada masa kejayaannya wilayah kekuasaan Kerajaan Singosari meliputi Sumatera, Bakulapura (Kalimantan Barat), Sunda (Jawa Barat), Madura, Bali dan Gurun (Maluku).
Sayangnya karena terlalu sibuk mengirim pasukan untuk memperluas wilayah justru Kerajaan Singosari lengah dalam pertahan di dalam negeri sendiri, sehingga pada tahun 1292 yaitu 3 tahun paska insiden pemotongan telinga dari utusan Kerajaan Mongol, Jayakatwang seorang bupati dari Gelanggelang (Sekarang Kediri) melakukan pemberontakan dan membunuh Kertanegara.
Jayakatwang sendiri sebenaranya merupakan keluarga dari Kertanegara, Namun akibat dendam turun-menurun yang diwariskan oleh masa lalu, Jayakatwang memutuskan untuk memberontak dan mengkudeta Kertanegara dari singgasana Kerajaan Singosari.
Jayakatwang tidak tahu bahwa dia harus mewarisi permusuhan dari kudeta yang dilakukannya tersebut. Jayakatwang tidak menduga bahwa akan mewarisi permusuhan dengan Kerajaan Mongol, Selain itu Raden Wijaya yang merupakan menantu dari Kertanegara juga memendam dendam akibat kudeta yang dilakukan oleh Jayakatwang.
Pada tahun 1293 yaitu empat tahun setelah insiden pemotongan telinga, Pasukan Mongol datang ke Jawa dengan tujuan untuk membalas tindakan dari Kertanegara yang telah memotong telinga utusan Kerajaan Mongol sekaligus menghancurkan Kerajaan Singosari.
Ketidaktahuan Pasukan Mongol dengan kudeta yang telah dilakukan oleh Jayakatwang dimanfaatkan oleh Raden Wijaya. Raden Wijaya membantu Pasukan Mongol dalam penyerbuannya ke Singosari dan berhasil menumbangkan Jayakatwang.
Setelah kemenangan tersebut Pasukan Mongol berpesta pora dengan mabuk-mabukan. Raden Wijaya yang tidak ingin Jawa dikuasai oleh Kerajaan Mongol mencari keuntungan dari Pasukan Mongol yang sedang mabuk. Raden Wijaya menumpas dan berhasil mempencundangi Pasukan Mongol karena Pasukan Mongol tidak menduga akan terjadi serangan.

Penyerangan tersebut terjadi pada tahun 1293 di Ujung Galuh (Sekarang Surabaya) dan dijadikan dasar sebagai hari jadi Kota Surabaya. Dengan strateginya Raden Wijaya berhasil mengalahkan Pasukan Mongol yang dianggap sebagai kekuatan terkuat di dunia pada abad ke 13 tersebut. Lantas anggapan pengkhianatan atas tindakan Raden Wijaya ini tergantung pada perspektif masing-masing, Karena pada dasarnya Raden Wijaya tidak ingin tanah jawa dikuasai oleh Pasukan dari Kerajaan Mongol.